Langkah-langkah membuat desain Interior :)
Dalam membuat visualisasi arsitektur interior, biasanya visualizer sudah mempunyai koleksi model tersendiri. Koleksi model itu bisa saja hasil buatannya sendiri atau bisa juga di dapat dari internet dengan cara mendownload yang free atau yang berbayar.
Di internet sudah sangat banyak website yang menyediakan layanan free download dan juga menjual model-model 3d khususnya untuk kebutuhan interior.
Sebetulnya software yang paling umum digunakan dalam dunia arsitektur saat ini adalah Google SketchUp dan 3dsmax. Khusus untuk SketchUp,
kemudahannya dalam membuat benda-benda terukur dengan sangat akurat membuat software ini sangat dapat diandalkan, rasanya seperti ketika kita membuat gambar kerja di AutoCAD, karena pada dasarnya SketchUp adalah software yang berbasis CAD. SketchUp sendiri terdiri dari dua jenis yakni yang free dan yang berbayar. Untuk versi yang free terdapat beberapa fitur yang tidak dimasukkan seperti hanya bisa meng-eksport ke Collada (*.dae), untuk ke yang selain itu tidak bisa, seperti eksport ke AutoCAD, OBJ file atau 3ds file. Nah, sebenarnya Blender bukanlah software yang berbasis CAD seperti Google SketchUp. Namun Blender mampu menghasilkan visualisasi yang tidak kalah baiknya dengan software-software lain. Apalagi didukung Cycles render engine yang sudah sejak beberapa bulan lalu tertanam di Blender.
Ok, sekarang kita akan langsung ke langkah-langkah dalam membuat visualisasi interior. Saya akan menggunakan metode yang paling umum, yakni mendownload free model collection dari warehouse nya Google SketchUp ( nb : ga harus dari sini ya, kalo mau cari diBlendswap.com juga no problem.. ).
## Step one
Kumpulkan model-model yang dibutuhkan, misal untuk kasus kali ini kita akan membuat living room sebuah rumah, maka sekiranya model yang kita butuhkan adalah sofa, meja, lampu tegak, lampu gantung, karpet, bantal sofa, rak, susunan buku-buku, lukisan dinding, pernak pernik di meja seperti vas bunga atau piring aksesoris ( bukan piring makan ya.. )
Kumpulkan model-model yang dibutuhkan, misal untuk kasus kali ini kita akan membuat living room sebuah rumah, maka sekiranya model yang kita butuhkan adalah sofa, meja, lampu tegak, lampu gantung, karpet, bantal sofa, rak, susunan buku-buku, lukisan dinding, pernak pernik di meja seperti vas bunga atau piring aksesoris ( bukan piring makan ya.. )
Karena filenya dari Google SketchUp, maka kita harus meng-eksportnya terlebih dahulu, supaya bisa digunakan di Blender. Cara mengeksportnya saya berikan dua cara, pertama bisa eksport ke Collada (SketchUp free) atau bisa juga eksport ke OBJ (SketchUp pro). Kalo ke Collada harus di eksport satu per satu objek, jangan sekaligus semua, karena dapat menyebabkan crash di Blendernya dan setiap objek harus di Explode sampai tak ada lagi bentuk komponen. Kalo ke OBJ justru lebih baik dalam bentuk komponen.
Syarat dan Setting ke Collada
– Setiap objek harus di explode
– Seleksi semua face objeknya
– Pilih tipe Collada (*.dae)
– Pada bagian Options ketika mengeksport centang hanya “Triangulate All Faces”, “Export – Only Selection Set” dan “Export Texture Maps”
– Berikan nama dan save objek.
– Setiap objek harus di explode
– Seleksi semua face objeknya
– Pilih tipe Collada (*.dae)
– Pada bagian Options ketika mengeksport centang hanya “Triangulate All Faces”, “Export – Only Selection Set” dan “Export Texture Maps”
– Berikan nama dan save objek.
Syarat dan Setting ke OBJ
– Pastikan tiap objek adalah komponen yang terpisah
– Seleksi objek
– Pilih tipe OBJ
– Berikan nama dan save objek.
– Pastikan tiap objek adalah komponen yang terpisah
– Seleksi objek
– Pilih tipe OBJ
– Berikan nama dan save objek.
Untuk bagian ini saya menggunakan SketchUp free, jadi cuma bisa eksport ke Collada (*.dae),…
Hasil setelah di objek di explode.
Kemudian pilih, File – Export – 3d, lalu pilih tipe Collada dan tekan tombol Options di sebelah kanan bawah, dan ubah parameternya sebagai berikut.
##Step Two
Import Objek ke Blender, yang paling sering bermasalah ketika mengeksport file ke blender adalah objek menjadi terpisah-pisah dan skala terlalu besar. Khusus untuk import dari Collada akan sering menemukan objek akan terpisah dengan sendirinya secara geometry, dan entah mengapa objek akan menjadi double dengan sendirinya, sehingga kita perlu menggunakan “Remove Doubles” dan melakukan “Recalculate” agar Facenya benar, kita bisa membuat objeknya hanya menjadi satu mesh dengan cara men-join kan ( Ctrl + J ) objek yang terpisah ini. Lalu membuat Origin objek ke tengah dengan cara ( Shift + Ctrl + Alt + C ) dan pilih Geometry to Origin. Lakukan hal ini hanya untuk yang meng-import dari Collada ke Blender.
Disini saya meng-import file sofa, skalakan sofanya menjadi besaran yang diinginkan.
Objek masih terpisah-pisah..oleh karena itu kita akan menjoinkannya ya ( Ctrl + J ) supaya jadi satu objek…
Kalau sudah di jadikan satu objek, kita buat originnya ke tengah objek dengan cara Set Origin ( Shift + Ctrl + Alt + C ) dan pilih Geometry to Origin.
Sekarang kita akan masuk ke Edit Mode dan melakukan Remove Doubles ( tombol W pada keyboard dan pilih Remove Doubles ) terhadap objek, kemudian tekan Ctrl + N untuk me-recalculate face, atau bisa juga dengan menkan tombol T pada keyboard dan klik tombol Recalculate beberapa kali.
Lakukan hal yang sama terhadap model-model yang lain.
##Step Three
Jika kita mempunyai gambar denah ruangnya tentu akan lebih baik ( Ingat, karena kebutuhan kita hanya untuk visualisasi maka kita hanya perlu membuat proporsinya sesuai dengan yang terdapat di denah, jadi tidak perlu terlalu presisi ). Buat dinding-dinding serta lantainya dengan menggunakan objek dari Blender. Kemudian susun objek-objek yang telah kita import tadi sesuai dengan gambar denah ruang.
##Step Four
Sekarang kita akan mengatur tata cahayanya, saya menggunakan Sky texture dari World Setting untuk Backgroundnya, cahaya dari world setting ini untuk memberikan bouncing light kedalam ruangan, namun sebagai tambahan cahaya di dalam ruang yang masih cukup gelap saya menambahkan fill light ( material Emission value 3 ) yang diletakkan diluar dari bingkai kamera atau istilah umumnya off-screencamera, serta beberapa lampu utama seperti lampu dinding (wall lamp), lampu plafond (drop ceiling lamp), dan lampu tegak (stand lamp) dengan material emission value yang bervariasi antar 5-10.
Step Five
Sebelum memberikan material-material dasar, disini kita akan menggunakan Cycles render engine, jadi ubah dulu ya render engine-nya..hehe. Bagi yang support GPU, silahkan diaktifkan fitur GPUnya. Lihat pada User Preferences ( Ctrl + Alt + U ) bagian System, pada bagian Compute Device nya ganti menjadi CUDA bagi yang pake Nvidia, dan pada Render Panel, ganti CPU menjadi GPU.
Beberapa material dasar yang dibutuhkan adalah :
– Glossy untuk benda-benda yang bersifat metal
– Velvet untuk benda-benda yang bersifat fabric ( sejenis kain )
– Diffuse untuk benda seperti dinding, lukisan dinding dan plafon
– Glass untuk benda-benda yang bersifat kaca seperti meja tamu.
– Emission untuk lampu
Disini saya perlihatkan hanya node untuk yang Mix Shader, karena yang lainnya hanya standar biasa.
– Mix Diffuse & Glossy untuk lantai
– Mix Diffuse & Velvet untuk sofa
##Step Six
Khusus untuk objek-objek yang memerlukan tekstur seperti lukisan, karpet, dan lantai kita bisa terlebih dahulu melakukan unwrap, saya lebih sering menggunakan unwrap tipe Project from view untuk banyak hal tergantung kebutuhan.
##Step Seven
Atur Posisi kamera, kemudian atur settingan render pada Render panel. Pada bagian Sampling pastikan Render Sample nya diatas 500, kalau ingin lebih halus buat nilainya menjadi lebih tinggi, tapi konsekuensinya rendernya jadi sangat lama ( tergantung komputer.. hehe ). Pastikan juga nilai Clamp nya 1, nilai clamp 0 masih menyebabkan efek fireflies.
Kalo udah tinggal di render deh…tau kan ya tombol rendernya ? Bagi yang belum tau tekan F12 aja.. hehe
Nanti hasil rendernya belum cukup memuaskan, sehingga kita perlu melakukan langkah selanjutnya, yang dinamakan post production atau post pro. Ini adalah hasil render sebelum post pro dilakukan,
##Step Eight
Nah ini yang namanya post pro, bisa dilakukan di software image editing seperti Gimp dan Photoshop atau justru software compositing seperti After Effect ( Blender juga bisa menghandle composite, hanya saja bagi saya masih terlalu kompleks workflownya ).
Disini saya pake Photoshop aja ya, teman-teman bisa melakukannya di Gimp kalau mau. Ok lanjut..setelah hasil render di Save menjadi image, sekarang image-nya akan kita buka di Photoshop.
Pertama, kita akan mengatur Levels dan Brightness and Contrast.
Kedua, dengan menggunakan Soft brush, usapkan area-area tertentu yang dirasa gelap untuk di terangkan atau daerah yang terlalu terang untuk digelapkan, sebenarnya pada step ini lebih banyak mengedepankan sense of art kita.
Ketiga, jadikan jpeg atau bisa juga Flatten Image agar menjadi satu image utuh, lalu berikan filter Sharpen, terserah mau menggunakan yang mana, fungsi dari filter ini untuk memberikan ketajaman gambar, karena hasil render dari Cycles cenderung agak blur.
Kalau sudah maka kita bisa menge-save file nya dan berikan kepada klien… atau justru upload ke social media deh supaya kita dapat masukan dan koreksian dari komunitas..
Dan inilah Final Imagenya.. tadaaa…
Kalo suka dengan artikel ini, saya akan senang kalo teman-teman mau meng-sharenya..
keren min blognya , saya mau nanya ini misalkan saya mau bangun sebuah kampus desainnya pake Google Sketchup, terus bisa gak ya kalo di impor ke blender dan di jadikan animasi 3d di blendernya, mohon pencerahannya min,terima kasih :)
BalasHapus